Saya menemukan banyak sekali peri-peri di sepanjang perjalanan.
Yang istim
ewa dari perjalananan kali ini adalah banyak hal sebagai pengalaman pertama. mulai dari pertama ke Chiayi, pertama merencanakan liburan sendiri, pertama naik kereta api di Taiwan. selalu ada pertama untukmu, kamu mungkin akan kebingungan atau bisa-bisa kamu tersesat. tapi itulah resiko sebuah petualangan, selalu ada tantangan. petulangan terasa indah saat kamu tidak tahu apa yang akan terjadi, dan dia indah bukan karena jalan yang lurus tanpa sandungan batu kerikil. tapi jangan khawatir, selalu ada peri-peri yang siap membantumu. jika suatu hari kamu juga menemukan peri ini, kamu bertanya bagaimana memeliharanya? berpikir positif lah. itu sudah cukup... dan entah berapa peri yang akan kamu temukan selama perjalananmu.
Sesampai di atas ali shan, hujan rintik-rintik menyambut kami. hujan itu membawa cerita apa ya? kesedihan
atau kebahagiaan? dulunya saya berpikir hujan itu adalah langit yang menangis tapi sekarang berpikir bahwa hujan juga adalah kebahagiaan. jadi hujan adalah kebahagiaan sekaligus kesedihan. kok begitu?? entahlah. langkah ini tidak terhenti karena hujan, kereta api kecil itu membawa kami sampai daerah spirit tree. pohon-pohon yang seumuran neneknya nenek saya itu berdiri tegap di sana. bisa dibayangkan berapa lama sudah mereka berkerja demi bumi. membersihkan bumi dari gas kotor hasil perbuatan makluk yang paling mulia(katanya). saya rasa manusia tidak berhak sedikitpun memegang gelar makluk paling mulia. Jika manusia adalah boss dan pohon-pohon adalah karyawan yang berkerja gratis. apakah etis memalak secara liar demi uang yang akan mengalir ke kantong sendiri. andaikan suatu saat mereka bisa mogok kerja seperti manusia, apa jadinya ya?
Sesampai di atas ali shan, hujan rintik-rintik menyambut kami. hujan itu membawa cerita apa ya? kesedihan
Matahari terbit selalu menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung ali shan. pengunjung rela bersaing bangun lebih pagi dari sang surya, hanya untuk melihat di
a tersenyum di pagi itu. udara dingin mulai menusuk, saya paling takut dingin :). saya dan pengunjung2 lainnya rela bangun pagi dan di tengah hujan rintik-rintik itu hanya untuk melihat sang surya timbul. matahari terbit selalu menjadi simbol kehidupan dan harapan baru. itulah mengapa kehadirannya layak ditunggu. tapi matahari pagi itu tidak tampak, saya rasa dia tersipu malu di balik awan, melihat orang-orang lagi mengintipnya. tapi tak apalah, tetap saya tinggalkan sebuah doa di sana. sebuah doa untuk keluargaku dan sebuah lagi untuk diriku sendiri, agar belajar untuk tidak membicarakan kejelekan orang lain.
Goresan pena perjalanan
Ali shan, 8-9 November 2008